Ir. Nick's Blog

Lebih Dari Sekadar Maklumat...

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us

:....:Jana Wang Anda Disini!!

< PENGUMUMAN >
Friday, November 14, 2008

Menghias Hati Dengan Menangis

Posted by Nik Hakim


“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, nescaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Bukhari dan Muslim)


Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.


Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan.

Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt. Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”

Menyadari bahwa syurga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk syurga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.

Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih syurga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Al-baqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (Bukhari dan Muslim)

Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat:


Wednesday, November 12, 2008

Lima Syarat Berbuat Maksiat

Posted by Nik Hakim


"Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata:

"Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat."

Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata:

"Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat."

Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya.

"Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata:

"Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezeki-NYA."

Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata:

"Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah?

"Ya!" tegas Ibrahim bin Adham.

"Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"

"Yang kedua," kata Ibrahim, "kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!

Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati.

Ibrahim kembali berkata kepadanya:

"Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"

"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab:

"Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!"

Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata:

"Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"

"Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim.

Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.

Ibrahim melanjutkan:

"Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh"

Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar dan berkata:

"Wahai Ibrahim , mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permintaanku?"

"Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?"

Ibrahim pun menjawab:

"Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."

Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata:

"Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya."
Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran.

"Mulai saat ini aku ingin bertaubat kepada Allah." katanya sambil teresak-esak.

Kesimpulan: JANGAN MELAKUKAN MAKSIAT.

Monday, November 10, 2008

Erti Persahabatan....

Posted by Nik Hakim

Assalamualaikum...

Bukan mudah untuk kamu memiliki seorang sahabat yang benar-benar setia dan memahami. Maklumlah, dalam dunia ini terdapat bermacam-macam ragam manusia yang sukar ditafsirkan. Jadi, kalau tersilap pilih sahabat alamatnya meranalah diri kerana sahabat turut memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan individu. Ikuti tips berikut, ternyata ia dapat membantu kamu dalam mencari seorang teman sejati!



1. Boleh berkongsi apa saja
Individu dari kategori ini ternyata sanggup mengenepikan krisis yang sedang dialaminya demi seorang sahabat. Tetapi jangan pula kamu mengambil kesempatan atas kebaikan dirinya pula.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini?
• Dia tidak kecoh dan mampu menyimpan rahsia walaupun perkara kecil.
• Dia sering bertanyakan khabar tentang diri mu.
• Karier impiannya ialah sebagai seorang ahli psikologi.


2. Memahami
Kamu boleh menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan dengan hati terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu! Individu ini wajar kamu dampingi sebagai sahabat sejati!

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini
• Dia sedia dihubungi bila-bila masa... 24 jam sehari, 7 hari seminggu!
• Dia seorang teman yang komited. Dalam perhubungan, dia adalah pasangan yang setia.
• Dalam percintaan dia banyak membantu kamu! Dia mampu mengenali sama ada individu yang kamu dampingi itu benar-benar ikhlas dengan kamu atau mungkin ingin memperala.an diri mu sahaja!


3. Profesional
Sedang kamu mengalami krisis dalam percintaan, si sahabat datang menghampiri mu dan cuba memahami situasi mu. Dia cuba memberi nasihat dengan meletakkan diri mu dalam dirinya. Nasihat dan pandangannya itu ternyata tidak mempunyai unsur berat sebelah dan sekali gus tidak meletakkan kesilapan pada mana-mana pihak! Jelaslah bahawa dia sahabat yang profesional yang wajar kamu dampingi!

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini;
• Dia bijak mengawal emosi mu setiap kali kamu berada dalam keadaan tegang
• Setiap kali kamu menyatakan pandangan dan cadangan, dia mendengarnya dengan ikhlas dan hormat. Kamu boleh melihat kejujuran itu dari sinar matanya.
• Dia tidak pernah memberi sebarang alasan sekiranya kamu ajak bertemu. Walaupun dia tahu bahawa dirinya akan menjadi tempat curahan masalah pada waktu itu!


4. Jujur
Setiap kali ada yang tidak kena dengan penampilan mu, dia akan menegur mu dengan bijak. Ternyata dia berkeinginan agar kamu kelihatan ‘cantik’ sepanjang masa. Dari teguran dan komen yang diberikan itu ternyata membina. Kamu boleh menerima dengan hati yang terbuka.

Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini:
• Dia adalah individu yang lurus. Walau bagaimanapun, kelurusannya itu tidak menyaki.an hati kamu!
• Dia sedia menjadi tulang belakang buat diri mu...
• Kamu sentiasa merasakan bahawa nasihatnya amat berharga!



Renungkanlah......
Wassalam....



Seorang ibu sentiasa mendoakan anaknya


Sambil membasuh pinggan di singki, fikiranku melayang-layang. Teringat kepada SMS yang ku terima dari anak lelakiku yang masih di peringkat matrikulasi.

"Mak......test fizik tadi,boleh juga jawab, tapi sebab careless ada yang tersilap."

Begitulah bunyi SMS daripada Salman. Sebagai ibu, apa patut aku balas? Apa yang aku rasa tidak mungkin dapat diluahkan melalui SMS. Lalu, aku bingkiskan segera surat ini untuknya.

******

Bismillahirrahmanirrahim.

Man yang dikasihi, assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah dengan izinNya emak dapat menulis surat ini untuk tatapan Man. Selawat dan salam buat junjungan mulia, Rasulullah SAW. Apa khabar? Semoga Man berada dalam keadaan sihat walafiat dan sentiasa menghubungkan hati dengan Allah SWT dan dekat padaNya.

Man masih ada test lagi? Mak harap Man terus berusaha. Belajar di universiti tak sama dengan belajar di sekolah. Di U, ujian selalu diadakan dan peratus markah sentiasa dikumpulkan untuk dic
ampurkan dengan ujian semester akhir. Ini dibuat bertujuan untuk menggalakkan kita mewujudkan suasana pembelajaran yang berterusan dan mengelakkan kita dari membuang masa dan lalai. Mak tahu...memang Man akan rasa bebanan dan tuntutan belajar tu, tapi itulah hakikatnya. Kita pemuda-pemuda Muslim perlu berjuang untuk menjadi individu unggul yang cemerlang demi Allah yang jadikan kita dan deen yang kita junjung ni.

Islam sangat menuntut umatnya mencari ilmu, mendalaminya...dan mengaplikasikannya demi kesejahteraan ummah, dan demi keunggulan ummah Islam keseluruhannya. Mungkin jika kita berusaha untuk cemerlang atas dasar kepentingan diri sahaja. Kita tidak jelas dan tidak bermotivasi. Tapi sekiranya kita jelas akan hakikat tuntutan terhadap diri, maka kita akan ber
usaha sungguh-sungguh kerana kejayaan itu bukan untuk diri kita sahaja, tapi kejayaan kita adalah kejayaan semua. Kita perlu menunjukkan contoh yang baik demi Allah yang menjadikan kita, demi keredhaanNya, dan demi deenul Islam itu sendiri.

Man yang dikasihi, mak harap Man jelas akan matlamat ini, keredhaan Allahlah yang kita dambakan dalam apa jua tindakan kita. Mak tahu memang payah...memang susah belajar di sana... tapi itulah jihad bagi kita. Dalam hal ini, mak nak ingatkan jagalah hati dan fikiran serta tindakan kita. Utamakan solat pada waktunya. Walaupun Man sibuk kuliah,usahakan supaya dapat berjemaah di surau kampus. Jangan tinggalkan zikir Al-Mathurat setiap pagi dan sentiasa bertadabbur al-Quran.

Ingatlah ibadah yang sahih merupakan syarat untuk kejayaan kehidupan manusia, kita tak boleh meringan-ringankan soal ibadah. Hati yang sentiasa dekat dengan Allah dan sentiasa berzikir dan mengingatinya akan diberi rahmat dan keberkatanNya. Jadi apa yang kita usahakan selama ini, kita pulangkan kepada Nya untuk memberikan kepada kita natijahnya. Allah sayangka
n pemuda-pemuda. Mustaffa Mahsyur menyeru pemuda-pemuda dalam 'Fiqh Dakwah' kerana mereka adalah aset yang tinggi nilainya bagi meninggikan deen ini.

Ingat tak? Seorang yang alim yang selalu sujud kepada Allah selama 500 tahun dan apabila ia m
ati, Allah kata kepada malaikat, masukkannya ke syurga dengan rahmatKu. Lalu orang itu melarangnya dan meminta ia dimasukkan ke syurga atas amal-amalnya. Apabila malaikat mengiranya..tak cukup untuk melayakkan ia masuk syurga kerana jika dikira nilai amal manusia dengan anugerah Allah yang beri kepada kita sangat besar. Sujud 500 tahun tidak cukup membayar nilai sepasang mata untuk melihat. Jadi orang alim itu pun menyesal dan memohon pada Allah supaya masukkan ia ke syurga dengan rahmatNya.


Begitulah hakikat diri kita Man..terlalu kerdil. Orang mukmin perlu ada dua sifat ini yang mengiringi perjalanan hidupnya iaitu, sifat raji' dan sifat taqwa. Dua sifat ini iaitu takut dan berharap perlu ada dalam hatinya, barulah menjadi manusia yang sentiasa menharap redha Allah dan takut amal-amalnya tidak diterima. Sebenarnya, Allah nak tarbiah kita sebagai hambaNya supaya tidak terlalu yakin dan merasa puas hati dengan prestasi kita walaupun telah melakukan yang terbaik. Sahabat-sahabat pada zaman Rasulullah SAW sentiasa ada sifat ini sebab itulah Allah memberi kejayaan kepada mereka. Keberkatan dan rahmat Allah
mengiringi mereka sehingga muncul generasi unggul yang tiada tolok bandingnya hingga kini.

Tiada apa yang kita boleh banggakan dan berhak tuntut selain hanya boleh beerusaha sekaligus memulangkan hasilnya kepada Allah SWT. Mak teringat ujian fizik Man yang Man beritahu baru-baru ini. Tak apalah..tak boleh jawab sepenuhnya pun..usaha lain kali. Tapi ingat! Iringilah dengan ibadah yang kuat kepadaNya. Insya-Allah, Dia akan lebih dekat dengan kita.

Hiasilah malam hari dengan solat sunat, munajat dan beristighfar kepada Nya. Itulah orang mukmin yang cerdik dalam erti kata sebenarnya. Cukup disini dulu Man. Insya-Allah, Mak akan menulis lagi. Salam juga dari Ayah dan adik-adik di kampung. Mak harap Allah mengurniakan kekuatan dan kesihatan kepada Man untuk terus berjuang. Mak doakan agar Man sentiasa diberi rahmat oleh Allah SWT.

Wassalam

Salam sayang,
Emak



Anak Soleh - AeMan

Sunday, November 9, 2008

Cara-cara Nak Format Hard Disk Dan Install Windows XP

Posted by Nik Hakim



Format Hard Disk dan install Windows XP ke dalam komputer biasanya dilakukan kerana dua sebab, iaitu:

  • Anda baru sahaja membeli komputer atau hard disk baru, jadi anda perlu memasukkan OS ke dalamnya.
  • Windows anda rosak, hang, atau dijangkiti virus. Dan install kembali Windows XP merupakan jalan terakhir yang terpaksa anda buat suapaya komputer anda kembali berfungsi seperti biasa.

Artikel pada kali ini akan mengajar anda cara-cara untuk format Hard Disk dan install Windows XP ke dalamnya, langkah demi langkah.

Tetapkan Boot Sequence Kepada CD-ROM

Bagi memastikan komputer anda akan membaca CD Windows XP yang akan dimasukkan, boot sequence haruslah ditetapkan kepada CD-ROM terlebih dahulu. Dalam kebanyakan komputer, setting ini telah sedia ditetapkan, jadi anda tidak perlu bimbang lagi. Anda boleh terus ke bahagian Format Hard Disk sekiranya tiada masalah di sini.

Namun sekiranya komputer anda tidak membaca dari CD-ROM, ikuti langkah-langkah ini untuk menetapkan boot sequence:

(Nota: Setiap komputer mempunyai paparan BIOS yang tersendiri. Jadi, apa yang anda lihat ini mungkin berbeza dari komputer anda. Namun, konsep dan asasnya tetap sama)

  1. Hidupkan komputer anda.
  2. Tekan butang F2 (di sesetengah komputer, anda harus tekan butang DELETE) untuk melancarkan BIOS.
  3. Dalam Phoenix BIOS, pilih Advanced BIOS Features.
    boot sequence
  4. Pilih Boot Sequence.
    boot sequence
  5. Dalam urutan Boot Sequence, tentukan yang CD-ROM berada di bahagian atas sekali.
    boot sequence
  6. Tekan F10 untuk simpan setting anda dan restart komputer.

Format Hard Disk

  1. Pertama sekali, anda akan nampak satu skrin dengan mesej “Press any key to boot from CD…”. Tekan apa-apa butang di sini supaya komputer akan mula membaca dari CD Windows XP.
    boot sequence
  2. Perhatikan mesej yang mula-mula keluar, “Press F6 if you need to install a third party SCSI or or RAID driver”. Mesej ini penting sekiranya anda install Windows XP ke atas Hard Disk SATA. Jika ya, tekan F6 dan masukkan disket SATA yang disertakan bersama motherboard anda. Jika tidak, abaikan mesej ini dan teruskan ke langkah 3. (Nota: Sekiranya anda nak install Windows XP kepada Hard Disk SATA tapi tiada disket, ikuti langkah ini)
    install Windows XP
  3. “Welcome to Setup” dipaparkan. Tekan ENTER untuk mula install Windows XP.
    install Windows XP
  4. “Windows XP Licensing Agreement”. Tekan F8 untuk teruskan.
    install Windows XP
  5. Sekiranya Hard Disk anda mempunyai Windows XP, Setup akan bertanya sekiranya anda nak baiki Windows XP yang lama tu. Tekan butang ESC kerana anda nak install Windows XP yang baru.
    install Windows XP
  6. Sekiranya Hard Disk anda:
    • masih baru dan belum mempunyai sebarang partition, ikuti langkah 7 hingga 8.
    • tapi jika ia sudah ada partition di dalamnya, teruskan pada langkah 9.
  7. Buat satu partition dengan menekan butang C.
    install Windows XP
  8. Tentukan saiz partition anda dan tekan ENTER.
    install Windows XP
  9. Pilih partition C: untuk install Windows XP. Ingatan: Kalau anda ada fail dan dokumen penting dalam partition C:, buat backup dengan memindahkan data tersebut ke dalam partition D: ataupun ke dalam external hard drive.
    install Windows XP
  10. Tekan butang C untuk setuju.
    install Windows XP
  11. Pilih NTFS sebagai file system dan tekan ENTER.
    install Windows XP
  12. Tekan butang F untuk format Hard Disk.
    install Windows XP
  13. Setup akan mula format Hard Disk dan menyediakan fail bagi proses install Windows XP. Setelah proses ini selesai, komputer anda akan restart dengan sendirinya.
    install Windows XP

Install Windows XP

  1. Proses install Windows XP bermula. Klik pada butang Next.
    install Windows XP
  2. Masukkan nama anda dan klik butang Next.
    install Windows XP
  3. Masukkan nombor siri bagi Windows XP dan klik butang Next.
    install Windows XP
  4. Masukkan password bagi Administrator dan klik butang Next.
    install Windows XP
  5. Dalam ruangan Time Zone, pilih Kuala Lumpur dan klik butang Next.
    install Windows XP
  6. Proses Setup telah bermula. Tunggu hingga selesai.
    install Windows XP
  7. Sekiranya anda mempunyai Network Card, Setup akan meminta anda membuat pilihan mengenai Network. Klik sahaja pada butang Next sebanyak dua kali.
    install Windows XP
  8. Tunggu sehingga keseluruhan proses install Windows XP selesai, dan komputer akan restart sekali lagi.

Mula Menggunakan Windows XP

  1. Kali pertama Windows XP dimulakan, screen resolution anda akan diubah mengikut kesesuaian. Klik pada butang OK.
    install-window-22
  2. “Welcome to Microsoft Windows” dipaparkan. Klik pada butang Next.
    install Windows XP
  3. Pilih “Not right now” dan tekan butang Next. Anda boleh mengaktifkan kembali Automatic Updates pada kemudian hari.
    install Windows XP
  4. Windows akan cuba mengesan sambungan Internet anda. Anda boleh tinggalkan langkah ini dengan menekan butang Next.
    install Windows XP
  5. Pilih “No, not at this time” supaya anda tak perlu mendaftar dengan Microsoft. Tekan butang Next.
    install Windows XP
  6. Masukkan nama anda dan tekan butang Next.
    install Windows XP
  7. Klik pada butang Finish.
    install Windows XP
  8. Kini, Windows XP telah siap sedia dipasang dan anda sudah boleh mula menggunakannya.
    install Windows XP

Itu sahaja langkah-langkah yang diperlukan untuk install Windows. Senang, kan? Tak perlulah habiskan duit sehingga RM40 (atau mungkin lebih 0.o) untuk menghantar komputer anda ke kedai hanya kerana nak format PC, kerana anda boleh melakukannya sendiri ^_^

Saturday, November 8, 2008

Mukjizat Bahasa Al-Quran

Posted by Nik Hakim

Sekarang jam menunjukkan pukul 5.55 pagi. Mata belum mengantuk. Terlalu banyak lagi benda nak kena baca.. Maklum laa skang ni minggu exam.. Tapi walau apa pun.. saya ambil sedikit lagi masa untuk berkongsi ilmu sebagai santapan rohani kita menuju ke akhirat nanti...



Kebesaran kitab suci al-Quran tidak dapat disangkal lagi oleh orang yang mengetahui akan keajaibannya. Orang yang berakal belum tentu mengetahui akan mukjizat terbesar al-Quran yang merupakan mu’jizat sepanjang zaman. Banyak sejarah menceritakan tentang umat-umat terdahulu yang berakal tetapi tidak mahu menggunakan akal fikiran mereka untuk berfikir. Apabila mereka berfikir banyak pula daripada mereka yang menolak kebenaran disebabkan oleh kebodohon dan ketaksuban mereka terhadap agama nenek moyang mereka. Pada hal akal mereka mengetahui kebenaran sebenar.

Ya’qilun dan Ya’lamun.

Di sini terdapat perbezaan di antara berakal dan orang yang mengetahui. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Allah S.W.T. dalam firmannya: “…biarpun mereka sedikitpun tidak mengerti dan tidak mendapat petunjuk”.

Kalimah “tidak mengerti” dalam ayat ini adalah terjemah kepada kalimah laa ya’qilun (لا يعقلون), surah al-Baqarah, ayat 170. Dalam ayat lain, ayat 104, surah al-Maidah, Allah S.W.T. berfirman lagi :

“…biarpun mereka sedikitpun tidak mengerti dan tidak mendapat petunjuk”.

Dalam ayat ini Allah S.W.T. menggunakan kalimah laa ya’lamun (لايعلمون) yang membawa maksud ‘tidak mengetahui’. Di sini kita dapat lihat perbezaan di antara keduanya. Hal ini banyak menimbulkan persoalan di kalangan orientalis yang mengatakan bahawa kedua-dua kalimah « ya’qilun » dan « ya’lamun » itu sama maksudnya. Ilmu dan akal, ataupun akal dan ilmu itu adalah satu. Orang yang berakal ialah orang yang mengetahui, ataupun orang yang dapat menerima ilmu. Sebab itu mereka mengatakan maknanya sama sahaja.

Tetapi Kalamullah tidak ada tandingannya, para orientalis itu tidak beriman dengan al-Quran, bagaimana mereka itu dapat berhujah berkenaan al-Quran? Sekiranya mereka dapat berhujah dengan ilmu pengetahuan, bukan dengan akal semata-mata sudah pasti mereka itu akan beriman dengan al-Quran. Sekiranya diteliti kedua ayat ini, kalimah « ya’qilun » itu digunakan sebagai menyatakan bahawa mereka itu (musyrikun) menafikan kebenaran disebabkan mereka itu memang pada hakikatnya mempunyai akal tetapi belum tahu apa-apa tentang Allah yang satu, sebab itu mereka menolak apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. Pada ayat yang menggunakan kalimah « ya’lamun », di sini menceritakan bahawasanya mereka itu berakal, kemudian mereka telah mengetahui kebenaran, tetapi masih bersikap bodoh dengan pengetahuan mereka, sebab itu mereka tidak diberikan hidayah atau petunjuk.

Bahasa al-Quran tiada tandingannya. Balaghah al-Quran sangat halus dan luarbiasa sehinggakan tidak ada seorangpun yang dapat menandinginya walaupun para penyair yang tersohor di dunia ini.

Syair dan Kalamullah.

Cuba kita datangkan seorang penyair arab yang terhebat dan kita minta penyair itu membina sebuah syair (pantun atau sajak) yang paling hebat daripada akalnya sebagai menandingi surah al-Fatihah sehingga tidak terlawan oleh penyair handalan yang lain, kemudian kita aplikasikan syair arab itu dalam solat kita sebagai menggantikan surah al-Fatihah, apakah syair yang hebat itu dapat menandingi kehebatan Kalamullah surah al-Fatihah yang hanya tujuh ayat? Penulis yakin hanya beberapa kali ulangan syair itu, sudah pasti jemu untuk mengulanginya, bahkan mungkin ada yang berkata “syair apakah ini?” Hal ini dikuatkan lagi dengan firmanNya:

“Kami tiada mengajarkan syair (pantun) kepadanya (Muhammad), dan syair itu tiada patut baginya. Dia tidak lain, hanya peringatan dan Quran yang terang” (Yaasin 36: 69).

Cuba kita tanya diri kita, sudah berapa ribu kali kita membaca surah al-Fatihah dalam solat dan di luar solat? Pernahkah kita jemu mengulanginya, pernahkah kita merasai sesuatu yang tidak kena pada ayat-ayat dalam surah al-Fatihah? Cukup indah susunan ayat-ayatnya. Ayat-ayatnya ringkas tetapi maksud ayat-ayatnya memerlukan penafsiran yang berjilid-jilid.

Sehingga ke hari ini ramai yang mendalami surah al-Fatihah dari sudut balaghah, bahasa, penafsiran dan lain-lain yang bersangkutan dengan surah al-Fatihah itu sendiri, walhal ayatnya hanya tujuh sahaja. Walaupun tujuh ayat tetapi masih ramai yang salah dalam melafazkan ayat-ayatnya, sehinggakan terpaksa belajar ‘alif-ba-ta’ semula kerana mahu menyebut Kalamullah dalam surah al-Fatihah dengan tartil dan mengikut seperti bacaan Rasulullah S.A.W. Hanya tujuh ayat tetapi berbagai-bagai ragamnya.

Apa itu Mu’jizat?

Mukjizat adalah suatu perkara luar biasa dari undang-undang alam, ataupun kebiasaan alam. Allah S.W.T. telah mengurniakan Mukjizat itu kepada RasulNya untuk menunjukkan dasar-dasarNya serta menetapkan mereka di atas dasar-dasar tersebut. Di samping itu Allah S.W.T. mengingatkan manusia, bahawasanya para Rasul itu adalah utusan-utusanNya yang mendapat sokongan dan bantuan dari langit. Dan apabila sesuatu perkara itu mendapat sokongan dan bantuan dari langit, nescaya ia akan melumpuhkan segala undang-undang dan kebiasaan manusia dan menjadikannya lumpuh ketika berhadapan dengan perkara itu. (rujuk: Mu’jizat al-Quran, Muhammad Mutawalli Sya’rawi (penterjemah: Syed Ahmad Semait), Singapura, ms. 6), atau (lihat: Risalah fi al-I’jaz al-Qurani, Dr Radwan Jamal al-Atrash, UIA, fasal pertama).

Antara ciri-ciri Mu’jizat itu salah satunya ialah, perkara itu tidak pernah terfikir oleh akal akan berlakunya perkara itu, ianya di luar batas pemikiran manusia dan tidak terlawan oleh seorangpun akan perkara itu melainkan Allah, sehingga tercabar akal mereka untuk menerima hakikat terjadinya perkara itu. Sebagai contoh, Allah S.W.T. telah membatalkan sifat panas pada api yang membakar Nabi Ibrahim a.s. Pernahkah terfikir oleh umat ketika itu tentang api yang sifatnya memang panas membakar tetapi sebaliknya menjadi sejuk ketika membakar Nabi Allah Ibrahim a.s., walhal pada ketika itu api terus menyala dan makin membesar.

Allah S.W.T. boleh menurunkan hujan supaya api itu padam dan tidak membakar Nabi Ibrahim a.s., tetapi perkara itu tidak mencabar akal mereka dan mereka pasti mengatakan yang hujan itu diturunkan sebab kuasa tuhan berhala mereka. Nabi Ibrahim a.s. sendiri gentar akan api yang menyala, baginda sendiri tidak menyangka yang api itu akan bertukar menjadi sejuk. Allah S.W.T. sendiri yang memberi arahan kepada api untuk menukar tabiatnya menjadi sejuk, sebagaimana firmanNya :

“Perintah Kami (Tuhan): Wahai api! Jadilah engkau dingin dan selamat atas Ibrahim”(al-Anbiya’: 69)

Walaupun begitu, kita perlu faham dengan jelas, mu’jizat itu bukanlah dimaksudkan untuk mencabar sesiapa, tetapi ia menunjukkan kehebatan dan keagungan Allah yang Maha Berkuasa. Dia dapat melakukan segala apa yang dikehendakiNya.

Al-Quran merupakan mu’jizat yang kekal selama-lamanya, tidak seperti Kitab-Kitab terdahulu yang merupakan mu’jizat yang telah ditetapkan waktu ke atasnya. Mengapa al-Quran dikatakan mu’jizat sepanjang zaman? Ini terbukti dengan setiap kejadian-kejadian baru seperti bala Tsunami, jerebu, dan banyak lagi peristiwa-peristiwa terkini ternyata terdapat dalam al-Quran. Kajian-kajian Sains seperti proses kejadian anak juga disebut di dalam al-Quran, pada hal penemuan Sains itu boleh dikatakan baru sahaja ditemui. Yakinlah, perkara-perkara yang bakal berlaku kelak pasti akan terjawab dengan al-Quran. Al-Quran menghurai setiap perkara, dan bukanlah setiap perkara baru yang menghurai al-Quran. Hal ini perlu difahami dengan jelas oleh setiap Muslim.

Pada zaman baginda Rasulullah S.A.W. merupakan zaman kegemilangan para penyair. Para penyair Arab ini diangkat menjadi menteri-menteri dan orang-orang yang cukup berpengaruh di kalangan Arab pada ketika itu. Mereka ini dipuja, dihormati, dan diangkat menjadi golongan yang tersohor. Sebab itu al-Quran merupakan mu’jizat baginda yang terbesar kerana ianya diturunkan pada zaman yang cukup terkenal dengan kehebatan para penyair. Para penyair ini rasa tercabar dengan kehebatan bahasa, balaghah dan ayat-ayatNya yang terlalu tinggi nilainya, sehingga akhirnya mereka menyerah kalah dengan ketinggian bahasa, balaghah, makna, lafaz, dan susunan ayat-ayat al-Quran.

Saidina Umar dan Mu’jizat al-Quran.

Inilah mu’jizat al-Quran. Dengan beberapa potong ayat sahaja dapat mematikan kemarahan Umar r.a. Beliau dikenali dengan sifat keberanian dan kemarahan. Tidak ada sesiapapun berani menentang beliau yang sedang marah. Allah S.W.T. yang mengetahui rahsia setiap sesuatu. Ketika beliau sedang panas-baran selepas mengetahui tentang keIslaman adiknya (Fatimah), lalu beliau berazam mahu membunuh adiknya, tetapi belum sempat membunuh, beliau sendiri tersentak apabila mendengar adiknya melafazkan kalimah yang tidak pernah didengarinya sebelum ini dari awal surah Taha.

Kuasa marahnya itu lentur seketika itu juga. Adakah syair Arab dapat melentur kemarahan Umar al-Khattab sebagaimana bahasa al-Quran? Pada hal beliau sendiri tidak memahami sepenuhnya maksud ayat-ayat al-Quran yang dibacakan adiknya, dan sebelumnya beliaulah orang yang paling menentang baginda S.A.W. Inilah yang dikatakan mu’jizat sehingga mencairkan rasa marah Umar lantas terus melafazkan syahadah di hadapan Rasulullah S.A.W. seketika selepas peristiwa itu. Memang ianya berlawanan dengan logika pemikiran kita, hanya sekadar bahasa dapat mengetuk pintu hati Umar r.a.



-(French) Baca! Dengan nama Tuhan yang Menciptakan-


Mu’jizat Bahasa di Dalam al-Quran (I’jaz Lughawi fi al-Quran).

Allah berfirman dalam surah al-Mujaadilah, ayat 1: ...Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat”

Mari kita renung sejenak keunggulan dan ketinggian bahasa al-Quran. Pernahkah kita ketemu ayat yang menyebut “penglihatan” dahulu, kemudian barulah disusuli dengan “pendengaran”? Jawapannya ialah ‘tiada’ sama sekali. ٍSebagai contoh, rujuk ayat di atas.

Sekiranya wujud “penglihatan” mendahului “pendengaran”, penulis yakin itu bukanlah al-Quran tetapi ianya adalah al-Quran yang telah dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Setiap ayat yang menyebut tentang penglihatan dan pendengaran, pasti pendengaran itu yang didahulukan. Mengapa tidak penglihatan?

Dalam perbualan seharian kita, seringkali kita menyebut “penglihatan dan pendengaran”, jarang sekali dan barangkali tidak pernah menyebut “pendengaran dan penglihatan”. Sebagai contoh, cuba rujuk surah al-Baqarah, ayat 7 yang bermaksud “Allah telah menutup hati dan pendengaran mereka, dan atas penglihatan-penglihatan mereka ditutup, dan untuk mereka itu seksa yang besar”. Cuba kita lihat pula ayat 22, surah Fusshilat “Dan kamu tiada dapat menyembunyikan diri supaya menyaksikan atas kamu pendengaran kamu dan penglihatan-penglihatan kamu”. Boleh juga lihat pada ayat-ayat lain yang ada menyebut tentang pendengaran dan penglihatan, pasti didahului dengan pendengaran kemudiannya baru disusuli dengan penglihatan.

Di sini menjelaskan bahawa pendengaran merupakan anggota yang lebih utama daripada penglihatan. Manakan tidak, orang yang buta tidak dapat melihat seluruh isi alam, bebannya lebih besar, dia akan melanggar apa sahaja di depannya. Tetapi jika hilang pendengaran, ia masih boleh melihat, musibahnya masih lebih ringan berbanding si buta. Lebih baik tidak mendengar daripada tidak melihat. Justeru, didahulukan pendengaran kerana orang yang pekak lebih baik daripada orang buta kerana beban yang ditanggungnya tidak seberat orang buta. Sebab itu boleh dikatakan pendengaran itu lebih utama fungsinya, kehilangannya tidak terlalu membebankan.

Seterusnya, pendengaran merupakan anggota pertama yang berfungsi bagi setiap manusia. Sejak dari dalam perut lagi, si anak akan mendengar setiap apa yang ibunya sebut. Sekiranya ibunya suka membaca al-Quran insya-Allah si anak akan menjadi anak yang cintakan al-Quran apabila dewasa kelak. Begitulah sebaliknya. Nikmat melihat itu akan bermula selepas bayi dilahirkan, itupun masih memakan masa untuk si anak melihat dunia dan seisinya, tidak sejurus selepas dilahirkan.

Juga, jika seorang manusia tidur, maka semua anggotanya ikut bertenang sama, melainkan pendengarannya. Jika anda ingin membangunkan seorang yang sedang tidur dengan meletakkan sesuatu dekat dengan matanya, dia tidak akan merasakannya. Akan tetapi apabila anda melakukan suara bising dekat dengan telinganya, maka ia akan bangun tersentak. Oleh kerana itu jam loceng dicipta bertujuan untuk mengejutkan seseorang daripada tidurnya.

Selain itu, ada satu lagi persoalan timbul, mengapa kalimah ‘pendengaran’ “sam’i” (سمع) digunakan secara mufrad (satu) selalu, dan bila menggunakan kalimah ‘penglihatan’ “abshar” (أبصار) selalu menggunakannya secara jama’ (banyak)? Mengikut kaedah atau undang-undang Nahu (tatabahasa), sekiranya di awalnya mufrad, seterusnya haruslah mufrad, begitu juga sebaliknya. Kalimah Sam’i (سمع) haruslah digandingkan dengan Bashar (بصر), sekiranya mahu menggunakan Abshar (أبصار) haruslah sebelumnya digunakan dengan kalimah Asma’ (أسماع)yang merupakan jama’ bagi kalimah Sam’i(سمع) .

Penglihatan itu adalah suatu pancaindera yang dikuasai oleh manusia dengan kemahuannya sendiri. Kita boleh melihat apa yang kita suka, dan boleh juga tidak melihat apa yang kita tidak suka. Sesuatu perkara yang kita tidak suka lihat, kita boleh pejamkan mata kerana salah satu tugas dan fungsi mata ialah menutup mata. Otak akan memberi arahan kepada mata, dan mata akan menjalankan tugasnya dengan sendirinya tanpa paksaan.

Tetapi tidak pula pendengaran. Pendengaran tugasnya hanya satu iaitu mendengar. Sekiranya kita suka atau tidak suka mendengar, kita tetap mendengar kerana memang itu tugas pendengaran. Sekiranya kita tidak suka mendengar sesuatu perkara, otak tidak boleh memberi arahan kepada pendengaran kita untuk tidak mendengar, melainkan kita terpaksa memasukkan sesuatu untuk menutup lubang pendengaran kita supaya tidak mendengar. Memasukkan sesuatu ke dalam lubang pendengaran supaya tidak mendengar merupakan suatu perkara yang di luar tugasan pendengaran. Telinga tetap mendengar walaupun ianya diganggu dengan sebab lain yang datangnya dari luar kawalan pendengaran.

Sekiranya kita tunjukkan sekeping gambar kepada tiga orang pelajar, dua daripadanya suka kepada gambar itu, maka mata mereka akan tidak akan pejam, tetapi seorang pelajar lagi tidak suka kepada gambar tadi maka dengan sendirinya mata pelajar ini akan pejam kerana memang itu tugas mata. Tetapi sekiranya kita dengarkan kepada tiga orang pelajar ini dengan satu bunyi, sekiranya ketiga-tiganya, atau, seorang, atau dua daripadanya tidak suka mendengar bunyi tersebut, mereka tetap akan mendengar melainkan mereka terpaksa menggunakan tangan untuk menutup pendengaran mereka, walaupun tertutup telinga dengan tangan mereka tetapi telinga tetap terus menjalankan tugasnya iaitu mendengar.

Di sini jelas kepada kita bahawasanya mata itu banyak ragamnya, fungsinyapun pelbagai, sebab itu Allah S.W.T. hanya menggunakan perkataan jama’ pada kalimah Abshar (penglihatan-penglihatan). Sebab mufrad pada kalimah Sam’i (pendengaran) dalam ayat al-Quran telah menjelaskan yang ragam pendengaran ini cuma satu iaitu mendengar. Inilah dia mu’jizat bahasa al-Quran, tiada yang lebih terperinci melainkan ia. Dengan penggunaan perkataan mufrad (Sam’i) dan jama’ (Abshar) itupun sudah memberitahu kita penjelasan yang tidak pernah terfikir oleh kita sebelum ini melainkan bagi mereka yang sudah mengetahui, bukan sekadar ada akal tetapi tidak memikirkan tentang kebesaran Allah.

Hanya dengan satu kalimah sahaja dapat menghuraikan pelbagai persoalan. Inilah dia Mu’jizat al-Quran yang tidak ada suatu ilmupun yang dapat menjelaskan al-Quran tetapi al-Quran itu sendiri yang menjelaskan setiap sesuatu di dunia ini, yang berterusan selama-lamanya.

Sebagai penutup, penulis ingin membawa sepotong ayat al-Quran: “Jika kamu dalam ragu-ragu tentang (Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka perbuatlah olehmu satu surah seumpamanya dan panggillah saksi-saksimu lain daripada Allah, jika kamu orang yang benar”(al-Baqarah, ayat 23).

Sekiranya ada golongan yang ingin mempertikaikan kebesaran al-Quran dari sudut bahasa atau selainnya, maka bacakan kepada mereka firman Allah seperti di atas, nescaya mereka pasti terdiam, buntu, dan gagal untuk mencipta hanya sepotong ayat sepertimana ayat Allah, apatah lagi satu surah daripada al-Quran Kalamullah. Wallahu a’lam.

Friday, November 7, 2008

iLmu pEmbersih HATI

Posted by Nik Hakim

Apakah hakikat ilmu yang bermanfaat itu ?



Secara syariat, suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandungi maslahat dan memiliki nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi semakin merasakan kedekatan kepada Dzat maha pemberi iLmu, Allah dengan iLmunya ia mungkin meningkatkan darjat kemuliaan dimata manusia, tetapi belum tentu meningkatkan pula di hadapan-Nya.
oleh karena itu, dalam konteks ma’rifat, gambaran iLmu yang bermanfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikamah “iLmu yang berguna,” ungkapnya “ialah yang meluas di dalam dada sinar cahaya-nya dan membuka penutup hati” seakan memperjelas ungkapan ahli hikamah tersebut, imam Malik bin Anas r.a berkata “iLmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan sesuatu, melainkan hanyalah nuur (cahaya) yang diturunkan Alloh ke dalam hati manusia. Adapun bergunanya iLmu itu adalah untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri”.
iLmu itu hakikatnya adalah kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya iLmu Allah tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengukur keluasannya.. tidak ada yang luas melainkan ilmuNYA. sesuai dengan firman-Nya, “Katakanlah : kalau sekirannya lautan menjadi tinta untuk menuliskan kalimat-kalimat tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis dituliskan kalimat-kalimat tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula. ” (QS. Al-Kahfi:18:109 ).